Minggu, 17 Juli 2011

porifera

2.1 Definisi Porifera
Filum Porifera atau dikenal juga dengan nama spons merupakan hewan bersel banyak (metazoa) paling sederhana atau primitif. Dikatakan demikian karena kumpulan sel – selnya belum terorganisir dengan baik dan belum mempunyai organ maupun jaringan sejati. Walaupun Porifera tergolong hewan, namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Pada awalnya Porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi di dalam tubuh Porifera. Dari 10.000 spesies Porifera yang sudah teridentifikasi,sebagian besar hidup di laut dan hanya 159 spesies hidup di air tawar, semuanya termasuk famili spongiliidae. Umumnya terdapat di perairan jenih,dangkal,dan menempel di substrat. Beberapa menetap di sumber perairan berpasir dan berlumpur.

2.2 Morfologi dan Anatomi Porifera
Ukuran tubuh Porifera berkisar antara 90 cm dan lebar 1 m. Bentuk tubuh spons juga bermacam-macam,beberapa simetri radial,tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi.Contohnya pada genus Leucosolenia adalah salah satu jenis spons yang bentuknya sangat sederhana seperti kumpulan jambangan kecil yang berhubungan satu sama lain pada bagian pangkalnya,hidup di laut menempel pada batu karang dibawah batas air surut terendah. Dalam setiap individu terdapat rongga yang disebut spongocoel atau atrium. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori,yang merupakan lubang air masuk ke spongocoel,untuk akhirnya keluar melalui osculum.
Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan yaitu :
a) Pinacocyte atau Pinacoderm,seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam.Bagian sel Pinacocyte dapat berkontraksi atau berkerut,sehingga seluruh tubuhnya dapat sedikit membesar atau mengecil.
b) Mesohyl atau Mesoglea,terdiri dari zat semacam agar (Gelatinous Protein Matrix),mengandung bahan tulang dan sel amoebocyte.
c) Choanocyte,yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuknya agak lonjong,ujung yang satu melekat pada mesohyl dan ujung yang lain barada di spongocoel serta dilengkapi sebuah flagellum yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flagela pada lapisan choanocyte menghasilkan arus air didalam spongocoel ke arah osculum,sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Porifera juga mempunyai sel amoebocyte di dalam mesohyl (mesenkim) yang berfungsi antara lain untuk pengangkut dan cadangan makanan,membuang sisa partikal sisa metabolisme,membuat spikul,serat spons dan mambuat sel reptoduktif.
Berdasarkan sistem aliran air bentuk tubuh porifera dibagi menjadi tiga tipe yaitu :
a) Asconoid
Berbentuk menyerupei vas bunga kecil, dan air masuk melalui porocyte sampai spongocoel. Air masuk membawa oksigen dan makanan,dan keluar membuang sampah.Spons tipe ini tidak ada yang besar karena getaran flagela tidak mampu membawa air dari spongocoel keluar melalui osculum.
b) Syconoid
Spons memperlihatakan lipatan-lipatan dinding tubuh dalam tahap pertama termasuk tipe syconoid. Dindind tubuh melipat secara horizontal, sehingga potongan melintangnya seperti jari-jari, hingga masih tetap simetri radial.
c) Leuconoid
Tingakt pelipatan dinding spongocoel paling tinggi terdapat pada leuconoid. Flagellated canal melipat-lipat membentuk rongga kecil berflagela, disebut flagellata chamber. Spongocoel menghilang dan digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju osculum.

2.3 Habitat Porifera
Dari berbagai spesies porifera kira-kira hanya sekitar 159 yang hidup di air tawar, sedangkan lebih dari 5000 spesies hidup di air laut. Umummya hidup menempel pada substrat, dasar pantai seperti bebatuan, cangkang, koral dari karang, potogan-potongan kayu yang terendam, bahkan nenerapa spesies dapat hidup di dasar laut yang berlumpur. Sebagian besar hidup di perairan air dangkal tetapi beberapa kelompok termasuk spons kaca, hidup di laut dalam.
Habitat Porifera di laut tersebar dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 3,5 mil. Anggota yang hidup di air tawar biasanya termasuk famili spongillidae. Fase dewasanya bersifat sesil, artinya menetap disuatu tempat tanpa mengadakan perpindahan. Mereka mengikatkan tubuhnya pada suatu objek yang keras yang dipakai sebagai substratnya, misalnya batu-batuan.
Dalam hidupnya mereka sering membentuk suatu koloni, yang biasanya tidak simetris (tidak teratur) artinya percabangannya bersimpang siur, menyebar kesana kemari sedemikian rupa sehingga menunjukkan kesan bahwa mereka seperti tumbuh-tumbuhan.

2.4 Sistem Perkembangbiakan, Reproduksi dan Regenerasi Porifera
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh spons yang terpotong atau rusak, akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan melakukan regenersi ada batasnya, misalnya potongan spons leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi spons baru yang kecil.
Porifera berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding) atau pembentukan sekelompok sel esensial, terutama amoebocyte, kemudian dilepaskan. Reproduksi seksual terjadi baik pada spons yang hermaprodit maupun dioecious. Kebanyakan porifera adalah hermaprodit, namun sel telur dan sperma diproduksi npada waktu yang berbeda. Sperma dan sel telur dihasilkan oleh amoebocyte. Sperma keluar dari tubuh induk melalui osculum bersama dengan aliran air, dan masuk ke individu lain melalui ostium juga bersama aliran air. Dalam spongocoel atau flagellated chamber, spermaakan masuk ke choanocyte atau amoebocyte. Sel amoebocyte berfungsi sebagai pembawa sperma menuju sel telur dalam mesohyl. Kemudian amoebocyte beserta sperma melebur dengan sel telur, terjadilah pembuahan (fertilisasi). Perkembangan embrio sampai menjadi larva berflagela masih didalam mesohyl. Larva berflagela disebut larva amphiblastula, keluar dari mesohyl, dan bersama aliran air keluar dari tubuh induk melalui osculum. Larva amfiblastula berenang bebas beberapa saat, kemudian menempel pada substrat dan berkembanga menjadi spons muda, dan akhirnya tumbuh menjadi besar dan dewasa.

2.5

2.6 Nilai ekonomis Porifera bagi kehidupan
Ada 2 macam Porifera yang penting bagi manusia. Cliona yang termasuk ordo Monaxida dapat membuat lubang di dalam kulit kerang atau tiram dengan melarutkan substansinya untuk mencari perlindungan dan tidak untuk mencari makan. Tetapi kulit yang berlubang-lubang akan merugikan kerangnya atau tiramnya. Hal ini dapat menimbulkan kerugian di dalam peternakan tiram. Beberapa Porifera yang hidup melekat pada kulit tiram juga merugikan peternakn tiram oleh karena baik Porifera maupun tiram makan jasad-jasad kecil yang ada didalam air, yang merupakan plankton.
Terutama sebelum ada karet busa, terutama di dunia barat, skeleton Euspongia dipakai untuk mandi atau membersihkan barang-barang. Oleh karena hewan itu berlubang-lubang dan bersifat kenyal ia dapat menyerap air ke dalam lubang-lubangnya. Air ini akan keluar bila ia kemudian diperas. Untuk keperluan ini banyak Euspongia diambil dari laut tengah, dari laut dekat pulau-pulau Bahama, dan dari laut dekat Florida.
Dekat pantai-pantai pulau Bahama, Florida, dan Italia diternakkan Euspongia dengan memotong-motong koloninya. Kemudian tiap potongan diikat pada suatu keping yang dibuat dari semen dan ditenggelamkan ke dalam laut. Di dalam beberapa tahun potongan-potongan itu sudah tumbuh untuk dijual. Setelah skeleton dibersihkan dari benda-benda Protoplasmatis, ia dapat dipakai.

protozoa

Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapidapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
A. Pengertian Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Sehingga Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
B. Ciri-ciri Umum Protozoa
Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
C. Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Di dalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukaan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi.

D. STRUKTUR TUBUH PROTOZOA
1. MORFOLOGI
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

2. FISIOLOGI
A. GERAK
Alat gerak protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopia sampai flagella dan silia.Pseudopia dibentuk dari ektoplasma kemudian endoplasma akan mengikutinya.flagella merupakan cirri dari kelas mastigophora sedang silia merupakan cirri dari kelas ciliata, dan kedua alat gerak tersebut mempunyai kemiripan dalam ultrastruktur. Keduanya merupakan “benang bergetar”,tersusun atas atas dua fiber pada pusat dan Sembilan kelilingnya yang timbul dari basal granula dari kinestom.
B. RESPIRASI
Respirasi terjadi dengan cara aerob atau anaerob.pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan oksigen yang masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh
D. REPRODUKSI
Protozoa berkembangbiak dengan cara membelah diri (binary or multiple fission). Protozoa merupakan hewan hermaprodit. Protozoa dapat berkembangbiak secara seksual (generatif)maupun aseksual(vegetatif). Secara seksual, protozoa melakukan pembelahan dengan cara Singami dan Konjigasi. Singami yaitu persatuan dua gamet yang sama atau berbeda ukuran, sedangkan Konjugasi yaitu pertukaran inti sehingga terjadi reorganisasi pada kedua individu yang bertukar inti. Perkembangbiakan aseksual protozoa dapat berupa Pembelahan biner, (protozoa membelah menjadi 2 individu), Pembelahan multipel (pembelahan dengan cara beberapa inti terbelah lebih dahulu, kemudian terjadi pembelahan sitoplasma menjadi beberapa individu), Schizogoni (beberapa sel anak dibentuk dari sel induk), dan Tunas (bagian tubuh induk terpotong kemudian berdifferensiasi menjadi individu sempurna).

E. KLASIFIKASI PROTOZOA
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis)
Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.

2. Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.


Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan ganggang) - Volvax globator (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
Golongan Zooflagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp.)
-Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans tsetse semak
- Trypanosoma cruzl penyakit chagas
- Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak(sapi).
- Leishmaniadonovani penyakit kalanzar
- Trichomonas vaginalis penyakit keputihan


3. Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .
Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual konyugasi.
Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.

4. Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina

coelenterata

Coelenterata berasal dari bahasa yunani(Greek); coilos= rongga, enteron= usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan Coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons. Rongga tersebut berfungsi sebagai rongga pencernaan dan sekaligus berfungsi sebagai pengedar sari makanan. Oleh karena itu rongga tersebut disebut juga sebagai rongga gastrovaskular.
Filum Coelenterate ada beberapa ahli yang menyebutnya dengan istilah filum Cnidaria. Nama Cnidaria diberikan karena hewan ini memiliki sel-sel knidosit/knidoblast yang berisi organel-organel sengat. Sebagian Cnidaria hidup soliter, sedangkan yang lain hidup berkoloni . hewan-hewan yang termasuk dalam filum ini meliputi golongan hydra , ubur-ubur, anemon laut, dan koral atau hewan karang. Hewan –hewan kelompok ini biasanya memiliki simetri tubuh yang bersifat radial, termasuk juga kelompok ctenophore, sehingga disebut radiata.
Dibandingkan dengan filum Porifera, filum Coelenterate lebih maju tingkatan filogennya. Kalau Porifera disebut sebagai parazoa maka Coelenterata sudah disebut sebagai metazoan walaupun masih primitive. Hal ini didasarkan atas kekompleksan struktur tubuhnya. Porifera tubuhnya tersusun oleh banyak sel atau multi sel yang berarti lebih tinggi tingkatannya dibandingkan hewan protozoa yang tubuhnya terdiri hanya satu sel saja. Tetapi sel-sel tersebut belum membentuk suatu susunan yang dapat disebut sebagai jaringan dan organ yang sesungguhnya. Hal ini karena sel tubuhnya masih cenderung bekerja secara individual. Sementara itu Coelentarata tubuhnya juga tersusun oleh banyak sel dan sudah membentuk jaringan dan perkembangan organ tubuhnya masih terbatas.
2.1 Habitat
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas m elayang di air.


2.2 Bentuk tubuh dan gerak
Tubuh hewan-hewan Coelenterate tersusun oleh dua lapis jaringan dan satu lapisan non seluler. Bagian luar berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian dalam lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis. Sedangkan di kedua lapisan tersebut ada lapisan non seleluler yang disebut mesoglea. Jaringan gastrodermis melapisi rongga gastrovaskular, sementara mesoglea merupakan masa pasta atau gudir yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Zat-zat tersebut mengisi ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis. Kadang-kadang di dalam lapisan mesoglea ini terdapat sel-sel amoeboid. Jadi sebenarnya tubuh Coelenterata terbangun oleh dua lapis germinal yakni ectoderm dan endoderm. Bentuk tubuh Coelenterate memiliki dua tipe dasar yakni sebagai polip yang sesil atau menenempel dan sebagai medusa yang dapat berenang bebas. Tipe polip memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada ujung oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel-tentakel,dan dapat bergerak memanjang atau mengkerut. Tubuh tipe medusa berbentuk seperti sebuah” bel atau lonceng “atau seperti payung bagian tubuh yang cembung berada diatas dan yang cekung dibawah. Pada bagian tengah dari cekungan tersebut terdapat mulut.
Secara umum hewan-hewan coelenterata memiliki cirri-ciri khusus;
 Tubuh radial simetris(silindris, globlular atau spherikal)
 Dinding tubuh diploblastik(dua lapis jaringan, ectoderm/epidermis dan endoderm/gastrodermis)yang memiliki sel jelatang atau penyengat
 Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel disekelilingnya
 System pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskular
 Belum memiliki alat pernapasan, sirkulasi atau ekskresi yang khusus.
POLIP
• Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang memben-tuk koloni.
Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas, sehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat. Tubuh atas membesar. Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa. Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata, karena bisa melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya itu untuk membentuk individu baru
MEDUSA
Kehidupan bebas Coelenterata. Fase medusa merupakan fase generatif (seksual). Fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambai-lambai. Kita biasa menamakannya dengan ubur-ubur
Pergerakan
Kontraksi otot berpengaruh terhadap cairan di dalam rongga gastrovaskuler yang berlaku sebagai suatu rangka hidrostatik, sebagaimana mesoglea. Gerakan pada polip biasanya terbatas merayap atau meliuk-liu, sedang pada medusa dapat berenang bebas . tubuh polip misalnya pada Hydra dapat memanjang memendek, atau melengkung ke berbagai arah. Medusa berenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan oleh otot melingkar pada tepi lonceng dan menghasilkan gerakan vertical. Sedangkan gerakan horizontal tergantung pada arus laut, kecuali pada beberapa jenis cubosa.

2.3 Cara memperoleh makanan dan pencernaan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil.Jika terdapat hewan kecil, misal ikan kecil menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. maka akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut.
Pencernaan
Lubang mulut terdapat di tubuh sebelah atas dan dikelilingi oleh lengan-lengan yang disebut tentakel. Tentakel berguna untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuh. Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel beracun yang disebut knidoblast yang mengandung sel penyengat yang disebut nematosista. Pencernaan makanan terjadi di dalam rongga dalam gastrovaskuler yang berfungsi sebagai usus. Di dalam rongga tersebut sel kelenjar enzim menghasilkan enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Makanan hancur menjadi partikel-partikel kecil seperti bubur dan dengan gerakan flagella diaduk hingga merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopia untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Hasil pencernaan didistrisibusikan ke seluruh tubuh secara difusi. Cadangan makanan terutama berupa lemak dan glikogen. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui mulutnya karena tidak memiliki anus. Jadi pencernaan pada Coelenterata merupakan pencernaan ekstraseluler.

2.4 Reproduksi
Ada 2 cara perkembangbiakan, yaitu : aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif)

1 ASEKSUAL (VEGETATIF)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.
SEKSUAL (GENERATIF)

Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
Cara perkembangan yang berganti dari generatif - vegetatif - generatif membentuk suatu daur yang istilah biologinya dikenal dengan METAGENESIS
2.5 Klasifikasi

Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa.

HYDROZOA

Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular. Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa.
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Pada polip soliter seperti Hydra, tunas hasil reproduksi aseksual yang telah mempunyai mulut dan tentakel akan lepas dari induknya dan hidup sebagai polip baru yang juga soliter.
Hydra

Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Obelia
Hidup di air laut secara koloni. Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip. Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant, sedang fase seksual (medusa) disebut gonangium
Pembuahan eksternal terjadi di laut, pembuahan internal pada permukaan manubrium atau di gonad. Telur yangtelah dibuahi menetas menjadi blastula, kemudian grastula memanjang menjadi larva planula yang bersilia. Setelah berenang bebas beberapa jam sampai beberapa hari, larva planula menempel pada benda atau substrat dan tumbuh menjadi polip. Polip tersebut melakukan pertunasan sehingga menghasilkan polip-polip baru yang tetap menempel pada polip induk hingga terbentuk suatu koloni hydroid yang paling sedikit dimorfik. Gonozooid secara aseksual menghasilkan beberapa bakal medusa, kemudian dilepas ke air sebagai medusa kecil, berenang bebas untuk kemudian tumbuh menjadi dewasa.

SCYPHOZOA
Berasal dari kata scyphos = mangkok Memiliki bentuk dominan medusa. Polip bagian atas akan membentuk medusa lalu lepas melayang di air. Medusa akan melakukan kawin dan membentuk planula sebagai calon polip. Tidak semua medusa Scyphozoa berenang bebas, jenis-jenis dari ordo Stauromedusae merupakan medusa yang sesil, bagian aboral dari lonceng memanjang berbentuk tangkai untuk menempel pada ganggang atau benda lain, hingga bentuknya mirip polip. Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita
Aurellia aurita berupa medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai. Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.
Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi.Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.
ANTHOZOA
Berasal dari kata anthos = bunga. Hidup di laut bentuk polip, tidak punya fase medusa. Polip bereproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi planula.
Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang).
1.Mawar Laut (Anemon Laut)
Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.
2.Koral (Karang)
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol.


Contoh :
1. Anemon laut : Metridium marginatum, Utricina crasicaris.
2. Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora musica

2.6 Peranan
• Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
• Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
• Dalam perairan berperan sebagai plankton sebagai makanan ikan
• Penyusun terumbu karang yang ada di lautan.
• Sebagai hiasan.






Daftar pustaka
• Radiopoetro. 1986. Zoology. Jakarta: Erlangga.
• Suwignyo, Sugiarti dkk. 2005. Avertebrata Air. Jakarta: Erlangga
• Kastawi, Yusuf dkk. Zoology Avertebrata. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

echinodermata

Kata Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagi hewan yang kulitnya berduri. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum Echinodermata muncul di periode Kambrium awal. Terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah.
Kelompok Echinodermata hampir semua bersifat simetri radialketika dewasa dan umumnya memiliki kerangka dalam yang bersifat kapur dengan spina-spina. Kelompok ini meliputi bintang laut (kelas Asteroidea), Teripang atau mentimun laut (kelas Holothuroidea), Bintang Ular (kelas Ophiuroidea), landak laut (kelas Echinoidea), dan lilia laut dari kelas Crinoidea serta beberapa kerabatnya yang telah punah.
Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk Blastoidea, Edrioasteriodea, Cystoidea, dan beberapa hewan Kambrium awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia.
Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan ini kebanyakan hidup di dasar laut. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima).
Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.
Banyak di antara anggota echinodermata yang berperan besar dalam ekosistem laut, terutama ekosistem litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan palung laut. Spesies bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan populasi tiram biru (Mytilus edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan. Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan Indo-Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang mengatakan bahwa A. planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem terumbu karang.
2.1 Ciri umum Echinodermata

Filum Echinodermata secara umum hidup di laut dengan ciri utama memiliki kulit yang berduri. Tubuh bersimetri radial, hampir selalu pentamerous atau terbagi menjadi lima bagian. Tubuhnya triploblastik selomata dengan permukaan oral dan aboral yang jelas tanpa kepala dan tidak bersegmen. Ukuran tubuh sedang sampai besar dan tidak ada ukuran mikroskopis.
Bentuk tubuhnya ada yang bundar sampai silindris atau bentuk bintang dengan tangan sederhana yang bercabang-cabang. Permukaan tubuh agak halus tertutup lima ruangan secara simetri memancar berupa alur berlekuk yang disebut ambulakral. Dinding tubuh terdiri atas epidermis disebelah luar, dermis di tengah, dan peritoneum di sebelah dalam.
Memiliki Endoskeleton yang tersusun dari lempengan-lempengan yang membentuk cangkang, biasanya disebut theca atau test yang tersusun atas ossikula-ossikula kecil yang terpisah. Coelom dibatasi oleh peritonium yang ditempati oleh sistem pencernaan makanan dan reproduksi. Mempunyai pembuluh air atau sistem ambulakral yang terbuat dari tabung-tabung berisi cairan.
Echinodermata bergerak lambat dengan telapak tabung atau kaki pembuluh. Gerakanya diatur oleh sistem tekanan hidrostastis yang disebut sistem vaskular air yang berkembang dari coelom. Saluran makanan berupa tabung melingkar yang membentang dari mulut di permukaan oral sampai anus pada permukaan aboral atau oral (tergantung spesiesnya). Sistem sirkulasi atau sistem haemal (sistem darah) bersifat spesifik yang terdiri dari sebuah bejana sirkular dan lima satuan radier. Namun cairan dalam bejana dan saluran tersebut tidak mengalir.
Pada Echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eskresi khusus. Respirasi terjadi melalui stuktur bervariasi, misalnya papula pada bintag laut, insang peristomial pada landak laut, bursa genital pada bintang ular laut, dan pohon respirasi kloakal pada mentimun laut. Fungsi ekskresi dilakukan oleh proyeksi atau penonjolan kulit yang disebut brank yang terdapat diantara papan kapur pada kulit. Memiliki sistem syaraf primitif yang terdiri dari cincin oral (jaringan seperti jala yang terkonsentrasi dalam tali syaraf ganglion) dan tali syaraf radier.
Echinodermata memiliki kelamin terpisah atau dioecious dengan beberapa perkecualian. Reproduksi biasanya seksual namun beberapa berkembangbiak secara aseksual atau regenerasi. Fetilisasi terjadi secara external di dalam air namun beberapa ada yang vivipar. Larva yang terbentuk bersimetri bilateral dan dapat berenang secara bebas disebut bipinnaria.

2.2 Habitat Echinodermata

Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Habitat umumnya di dasar laut, daerah pantai hingga laut dalam. Hewan ini termasuk hewan benthonic yang bergerak merayap di dasar perairan atau berdiam diri menunggu mangsa. Beberapa jenis banyak terdapat ditempat terbuka atau kurang tersembunyi dan ada pula yang senang bersembunyi di celah-celah karang.
Umumnya hidup soliter tetapi pada kondisi tertentu (sepeti menghindari matahari langsung atau pengeringan berlebih) beberapa individu mengumpul pada tempat tertentu untuk pertahanan diri. Melimpah pada permukaan yang keras, berbatu, berpasir atau didasar yang lunak. Sedangkan spesies yang lain ditemukan berada di dasar laut yang berbatu. Kebanyakan hewan Echinodermata adalah nokturnal yang aktif di malam hari.




2.3 Cara Echinodermata memperoleh nutrisi
Makanan echinodermata berupa kerang, plankton kecil serta bahan lainnya yang mikroskopis atau organisme yang telah mati. Echinodermata memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna. Saluran pencernaan (tractus digestivus) dimulai dari mulut berbentuk pentagonal (actinostoma) yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudia diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi.
Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua dengan ujung yang buntu. Makanan dibawa oleh lengan atau ditangkap oleh tentakel, kemudian dilewatkan sepanjang alur ambulakral dengan bulu-getar yang bergerak-gerak selanjutnya digiring oleh silia ke dalam mulut.
Beberapa spesies memiliki sebuah tangkai yang tumbuh dari cakram untuk melekatkan hewan pada substrat dasar, akibatnya mulut tetap di atas dan lengan-lengan seperti bulu menciptakan alat seperti jaring untuk menangkap dan mengangkut makanan ke mulut. Ada yang tidak mempunyai tangkai, atau menghilang waktu menjadi dewasa dan dapat menggerakkan lengannya untuk berpindah-pindah.
2.4 Fisiologi Echinodermata
Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral terdiri dari canalis circumoralis (ring canal), canalis radialis (radial canal), canalis madreporicus (stone canal), ampulla dan podia (tube foot / kaki tabung). Ring canal merupakan pipa yang melingkari mulut pada permukaan oral skeleton. Ring canal bercabang menjadi lima canalis radialis yang masing-masing berjalan dalan suclus ambulacralis. Tiap canalis radialis berakhir sebagai tentakel pada ujung radius oral.
Tiap porus ambulakral terdapat pipa yang menghubungkan suatu kantong (ampulla) yang terdapat dalam radius dengan satu pipa buntu. Bentukan dalam suclus ambulacralis ini disebut podium. Tiap pipa penghubung ampulla dengan podium berhubungan dengan satu kanal radial. Pada ujung podium terdapat batil pengisap.
Pada dinding ampulla terdapat serabut otot melingkar. Bila berkontraksi, ampulla mengcil dan air di dalamnya dialirkan ke podium, sehingga podium memanjang. Pada dinding podium terdapat serabut otot longitudinal yang bila berkontraksi podium akan memendek dan air dialirkan ke ampulla sehingga ampulla membesar. Madreporit pada hewan ini merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh
Echinodermata mengunakan prinsip kerja sistem hidrolik tersebut untuk pergerakan tubuhnya. Cara bergeraknya dengan memompakan air ke kaki-kaki ambulakralnya, kemudian akan muncul tekanan hidrolik yang mengakibatkan tubuh ambulakral menjulur ke luar.
Sistem Respirasi
Organ respirasi Echinodermata meliputi insang kulit (papula), yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini di lindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi di antara air laut dan cairan tubuh dari insang. Epithelium berperan dalam sirkulasi air untuk pernapasan. Dinding yang tipis kaya akan percabangan dan bagian tubuh lembab juga bertindak sebagai organ respirasi. Selain itu ada pula beberapa jenis Echinodermatayang bernafas dengan menggunakan kaki tabung.

Sistem Sirkulasi
Echinodermata belum memiliki sistem sikulasi sebenarnya karena sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi sehingga sukar diamati. Sistem sirkulasi untuk mengedarkan makanan terdiri dari system perihemalis dan system hemalis. Sistem perihemalis terdiri atas sinus perihemalis circumoralis, sinus radialis, sinus axialis dan sinus perihemalis aboralis.
Sedangkan sistem hemalis atau lacunar tersusun atas jaringan pengikat gelatinosa berongga-rongga (lacuna) dengan banyak leukosit. Sistem lacunar circumoralis adalah sinus perihemalis dan terbagi dalam pars eksterna dan pars interna yang dilanjutkan sinus axialis. Funiculus radialis ada dalam sinus perihemalis radialis dan membaginya menjadi dua bagian.
Organ axialis, sinus axialis dan canalis madreporicus bersama-sama menuju arah aboral. Di sana Ia berhubungan dengan rachis genitalis (pembuluh darah) yang mengelilingi mulut dan memberi lima pasang cabang yang dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Masing-masing cabang tersebut akan berakhir pada gonad.

Sistem Ekskresi
Echinodermata tidak memiliki organ ekskretori khusus. Sisa metabolik dan sampah hasil ekskretori akan diambil atau diangkut oleh sel amoebosit dan secara difusi akan dibuang ke luar tubuh melalui dermal branchia. Kaki tabung dan caecum intestine dapat pula berfungsi sebagai organ ekskresi.

Sistem saraf
Sistem saraf masih tergolong primitive. Pusat saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi mulut. Dari cincin saraf keluar lima barang saraf radial menuju ke lengan echinodermata. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya. System saraf terbagi menjadi:
• sistem saraf oral: terdiri dari cicin saraf di sekitar mulut, saraf radial yang masing-masing menuju sepanjang lengan di dasar alur ambulakral dan saraf subepidermal kompleks yang tertanam dalam epidermis di atas permukaan tubuh, termasuk insang.
• System saraf dalam atau hyponeural: berupa bentuk lapisan saraf (lange) bagian lateral dinding oral sinus hyponeural di epithelium coelomic. Di peristomial, saraf ini membentuk lima inter radial yang menebal di dari cincin saraf di diskus sei bagian dasar dari sinus cincin pada aboral sampai cincin saraf utama
• System saraf aboral atau coelomic: terdapat di bagian luar peritoneum parietal pada sisi aboral. Memiliki sebuah saraf pada masing-masing lengan. System ini menginnervasi otot tubuh danberfungsi motorik
• System saraf visceral: terdapat pada dinding usus , siste ini menginnervasi otot saluran pencernaan yang dihubungkan dengan reseptor fiseral

Organ sensorik
• Mata: maih sederhana, berpigmen dan berada di di dasar tentakel terminal.
• Tentakel terminal: memiliki sel sensorik yang sensitive terhadap makanan dan rangsang kimiawi lain.
• Sel neurosensori: sebagai tangoreseptor dan chemoreseptor. Berupa el ramping brbentuk gelendong berisi nucleus,banyak terdapat di batil isap dari podia, dasar spina, dan tentakel terminal.

2.5 Reproduksi Echinodermata
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, ada jantan dan betina. Terjadi fertilisasi eksternal (di luar tubuh) dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri dan bersilia. Larva ini berenang bebas di dalam air untuk mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
Secara aseksual kelompok echinodermata memiliki daya regenerasi yang tinggi. Hewan ini juga dapat beregenerasi dari bagian tubuhnya yang hilang contohnya bintang laut dan timun laut. Apabila timun laut merasa dirinya terancam, maka timun laut akan menyemprotkan organ tubuhnya agar mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri. Organ tubuh yang hilang ini suatu saat akan tumbuh kembali.
2.6 Klasifikasi Echinodermata
Secara umum Echinodermata terbagi menjadi 5 kelas utama yaitu:
a. Kelas Crinoidea
Crinoidea berbentuk seperti tumbuhan, hidup menetap di kedalaman 100 m atau lebih dan memiliki oral yang menghadap ke atas. Ukurannya tidak lebih dari 40 cm dengan warna mencolok. Lengannya yang berjumlah banyak mengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh), jumlah lengan kelipatan lima mengandung cabang-cabang kecil (pinula) untuk menangkap makanan. Cabang ini seperti hewan berbulu. Di kaliks terdapat mulut dan anus. Tidak memiliki madreporit dan ampula. Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.
Rangka kapur dari kalsium karbonat sebagai rangka internal untuk perlindungan dan penegak. Memiliki tangkai panjang yang berguna untuk menempel pada bebatuan. Sistem syaraf berbentuk cincin yang bercabang pada tiap lengan. Contoh: Antedon sp (bisa berenang), Anemon sp (menyerupai pohon), dan Metacrinus (lili laut).
Mulut dan anus terletak sebelah menyebelah, mulut pada daerah oral, sedangkan anus pada daerah aboral. Anus sering terdapat pada kerucut yang menonjol. Pada bidang oral setiap lengan memiliki lekukan ambulakral seperti garis bersilia yang berisi tentakel menyerupain kaki buluh.
Sistem Pencernaan: Crinoidea makan dengan menyaring air atau plankton masuk ke celah ambulakral bersilia yang ada di lengan dan pinula untuk menggiring makanan masuk ke mulut. Organ pencernaan ada di calyx. Makanan dibuang melalui anus yang ada di dekat mulut. Memiliki Sebuah tangkai yang tumbuh dari cakram sering digunakan untuk melekatkan hewan pada substrat dasar, akibatnya mulut tetap di atas dan lengan-lengan seperti bulu menciptakan alat seperti jaring untuk menangkap dan mengangkut makanan ke mulut. l seperti kaki buluh. Coelom sempit dan gonad terdapat dalam pinnulae. Crinoidea mempunyai daya regenerasi besar sekali, bagian lengan atau calyx yang hilang akan dapat segera diperbaharui.
Sistem Reproduksi
Gonad terdapat pada ujung tangan-tangannya. Fertilisasi berlangsung internal. Beberapa kelas Crinoidea, melepaskan telur dalam air, tapi beberapa menahan tetap pada pinnulae sampai menetas. Larva yang masih muda sekali masih mendapat makanan dari kuning telur, tapi belum mempunyai mulut. Setelah beberapa hari dapat hidup bebas dan menempel dengan akhir bagian anterior dan kemudian berbentuk cangkir, lalu tumbuhlah lengannya. Beberapa Crinoidea menyimpan telurnya dalam tubuh.


b. Kelas Asteroidea
Bintang laut biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas dan gerakannya lamban. Golongan Asteroidea (Bintang Laut) ini tidak ada yang parasit. Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit. Tubuh berbentuk bintang dengan lima lengan. Permukaan kulitterdapat duri dengan berbagai ukuran. Alat organnya bercabang ke seluruh lengan.
System pencernaan: makanan bintang laut terdiri dari molusca dan crustacea. Dari mulut makanan masu ke esophagus yan pendek menuju ke kardiak lambung.dilanjutkan ke pilorus yang menerima saluran dari lima pasang kelenjar hepatis. Dari sini lalu dilanjutkan menuju usus halus lalu ke anus yang terbuka pada sisi aboral. Bagian kardiak lambung juga dapat ditonjolkan melalui mulut untuk menangkap makanan lalu mencernakannya baru kemudian kardiak ditarik kembali. Sehingga usus dan anus tidak berfungsi.
Reproduksi: Mempunyai jenis kelamin terpisah. Pada tiap penjuluran terdapat sepasang gonad. Masing-masing gonad berlubang pada sisi aboral. Telur dan sperma dicurahkan dalam satu musim dan fertilisasi terjadi di luar tubuh. Embrio akan tumbuh menjadi larva atau disebut juga bipinnaria yang berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
Sistem respirasi dan Ekskresi: Asteroidea bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermatayang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.
Sistem Peredaran Darah: Sistem peredaran darah Echinodermata tereduksi sehimgga sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.
Sistem Saraf: Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dalam cakram dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya.
c. Kelas ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Kelima lengan ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang disebut calyx. Hewan ini banyak ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki). Ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium karbonat.
Pencernaan: Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut.Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulutnyaOphiuroidea memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada kerongkongan pendek dan perut besar dan buntu yang menempati setengah cakram. Ophiuroidea tidak memiliki usus maupun anus. Pencernaan terjadi di perut.
Sistem respirasi dan ekskresi: Pertukaran udara dan ekskresi terjadi pada kantong yang disebut bursae. Pernapasan dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut, alat ini berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad).
Reproduksi: Kelamin terpisah pada kebanyakan spesies. Ophiuroidea memiliki gonad. Gamet disebar oleh bursal sacs. Jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular.
Sistem saraf: Terdiri atas cincin saraf utama yang bekerja di sekitar cakram utama. Ophiuroidea tidak memiliki mata, atau sejenisnya. Tetapi, mereka memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis. Pembuluh dari sistem vaskular air berakhir di kaki tabung.Sistem vaskular air umumnya memiliki satu madreporit. Kaki tabung tidak memiliki penghisap dan ampulla. Ophiuroidea memiliki kemampuan untuk meregenerasi kaki yang putus. Ophiuroidea menggunakan kemampuan ini untuk melarikan diri dari predator, seperti kadal, yang mampu memutuskan ekor mereka untuk membingungkan pengganggu.
d. Kelas echinoidea
Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Echinoidea memiliki tubuh simetris radial yang terbagi menjadi 5 bagian. Bentuk hampir bulat atau gepeng dengan kulit yang tertutup duri (test), tidak mempunyai tangan, rangka tersusun dari keping-keping zat kapur (laminae) yang tersusun berdekatan menjadi 20 buah baris radier. Gerakan lambat dengan kaki pembuluh (ambulakral) yang terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang berkembang dari selom. Pada bagian aboral terdapat anus, madreporit dan lubang genital. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
Sistem pencernaan: memiliki saluran pencernaan yang sempurna. Makanannya terdiri dari rumput laut, organisme kecil dan hewan yang telah mati. Mulut dilengkapi lima buah gigi pada kerangka berkapuryang digerakkan otot lentera Aristoteles. Dari mulut makanan masuk ke esophagus, lalu menuju lambung yang berlobus kemudian ke usus yang berbalik arah dan berakhir di rektum
System respirasi: Echinoidea bernafas dengan menggunakan insang.
System saraf: echinoidea memiliki cincin saraf dengan lima buah cabang dengan sebuah pleksus saraf.
Reproduksi: Jenis kelamin terpisah. Lima buah gonad melekat pada sisi aboral test masing-masing bermuara sebagai porus genitalis pada papan genital. Fertilisasi terjadi secara eksternal kemudian tumbuh menjadi larva bersilia. Larva berbentuk simetris bilateral yang dapat berenang secara bebas dan disebut larva pluteus.
Echinoidea memiliki daya regenerasi tinggi (secara aseksual).
Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, di atas batu karang, dasar laut, dalam lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, dan muara sungai (dengan membenamkan diri di tanah liat atau di bawah karang).
e. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang. Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus. Sistem pencernaan: mulut yang dikelilingi tentakel membawa makanan masuk ke mulut, kemudian menuju esophagus dilanjutkan ke lambung untuk dicerna. Lalu dilanjutkan menuju usus naik dan usus turun sampai ke kloaka dan dikeluarkan melalui anus. Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya. Air masuk dan keluar melalui anus.
Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang seling di sepanjang tubuhnya. Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya. Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral.
Sistem respirasi: Disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya. Dilengkapi alat pembelaan diri berupa zat perekat yang di hasilkan dari anullus.
Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu.

2.7 Peranan Echinodermata
Menguntungkan
Echinodermata dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut.
• Sebagai makanan berprotein tinggi
Misalnya telur landak laut yang banyak dikonsumsi di Jepang dan keripik timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo. Jawa Timur.
• Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal.
Para ilmuwan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut untuk peneitian.
• Anggota asteroidea bermanfaat sebagai detrivor yaitu pemakan materi organik, herbivora, karnivora, kotoran dan bangkai laut. Sehingga laut menjadi bersih dan keseimbangan ekosistem terjaga.
• Bulu babi merupakan salah satu jenis komoditas perairan yang gonadnya dimanfaatkan sebagai sumber pangan potensial. Gonad yang sering dicari adalah yang bertekstur kompak, padat, tidak berlendir, dan berwarna kuning cerah.
• Menjaga fungsi ekologis laut, sebgai hewan pembersih laut atau pantai karena memakan bangkai ataui sisa-sisa hewan yang terdapat di pantaiatau laut.
• Sebagai barang hiasan/koleksi binatang laut yang indah
• Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder).

Merugikan
• Echinoidea dapat merusak binatang karang
• Dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.