Minggu, 17 Juli 2011

porifera

2.1 Definisi Porifera
Filum Porifera atau dikenal juga dengan nama spons merupakan hewan bersel banyak (metazoa) paling sederhana atau primitif. Dikatakan demikian karena kumpulan sel – selnya belum terorganisir dengan baik dan belum mempunyai organ maupun jaringan sejati. Walaupun Porifera tergolong hewan, namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Pada awalnya Porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi di dalam tubuh Porifera. Dari 10.000 spesies Porifera yang sudah teridentifikasi,sebagian besar hidup di laut dan hanya 159 spesies hidup di air tawar, semuanya termasuk famili spongiliidae. Umumnya terdapat di perairan jenih,dangkal,dan menempel di substrat. Beberapa menetap di sumber perairan berpasir dan berlumpur.

2.2 Morfologi dan Anatomi Porifera
Ukuran tubuh Porifera berkisar antara 90 cm dan lebar 1 m. Bentuk tubuh spons juga bermacam-macam,beberapa simetri radial,tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi.Contohnya pada genus Leucosolenia adalah salah satu jenis spons yang bentuknya sangat sederhana seperti kumpulan jambangan kecil yang berhubungan satu sama lain pada bagian pangkalnya,hidup di laut menempel pada batu karang dibawah batas air surut terendah. Dalam setiap individu terdapat rongga yang disebut spongocoel atau atrium. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori,yang merupakan lubang air masuk ke spongocoel,untuk akhirnya keluar melalui osculum.
Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan yaitu :
a) Pinacocyte atau Pinacoderm,seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam.Bagian sel Pinacocyte dapat berkontraksi atau berkerut,sehingga seluruh tubuhnya dapat sedikit membesar atau mengecil.
b) Mesohyl atau Mesoglea,terdiri dari zat semacam agar (Gelatinous Protein Matrix),mengandung bahan tulang dan sel amoebocyte.
c) Choanocyte,yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuknya agak lonjong,ujung yang satu melekat pada mesohyl dan ujung yang lain barada di spongocoel serta dilengkapi sebuah flagellum yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flagela pada lapisan choanocyte menghasilkan arus air didalam spongocoel ke arah osculum,sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Porifera juga mempunyai sel amoebocyte di dalam mesohyl (mesenkim) yang berfungsi antara lain untuk pengangkut dan cadangan makanan,membuang sisa partikal sisa metabolisme,membuat spikul,serat spons dan mambuat sel reptoduktif.
Berdasarkan sistem aliran air bentuk tubuh porifera dibagi menjadi tiga tipe yaitu :
a) Asconoid
Berbentuk menyerupei vas bunga kecil, dan air masuk melalui porocyte sampai spongocoel. Air masuk membawa oksigen dan makanan,dan keluar membuang sampah.Spons tipe ini tidak ada yang besar karena getaran flagela tidak mampu membawa air dari spongocoel keluar melalui osculum.
b) Syconoid
Spons memperlihatakan lipatan-lipatan dinding tubuh dalam tahap pertama termasuk tipe syconoid. Dindind tubuh melipat secara horizontal, sehingga potongan melintangnya seperti jari-jari, hingga masih tetap simetri radial.
c) Leuconoid
Tingakt pelipatan dinding spongocoel paling tinggi terdapat pada leuconoid. Flagellated canal melipat-lipat membentuk rongga kecil berflagela, disebut flagellata chamber. Spongocoel menghilang dan digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju osculum.

2.3 Habitat Porifera
Dari berbagai spesies porifera kira-kira hanya sekitar 159 yang hidup di air tawar, sedangkan lebih dari 5000 spesies hidup di air laut. Umummya hidup menempel pada substrat, dasar pantai seperti bebatuan, cangkang, koral dari karang, potogan-potongan kayu yang terendam, bahkan nenerapa spesies dapat hidup di dasar laut yang berlumpur. Sebagian besar hidup di perairan air dangkal tetapi beberapa kelompok termasuk spons kaca, hidup di laut dalam.
Habitat Porifera di laut tersebar dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 3,5 mil. Anggota yang hidup di air tawar biasanya termasuk famili spongillidae. Fase dewasanya bersifat sesil, artinya menetap disuatu tempat tanpa mengadakan perpindahan. Mereka mengikatkan tubuhnya pada suatu objek yang keras yang dipakai sebagai substratnya, misalnya batu-batuan.
Dalam hidupnya mereka sering membentuk suatu koloni, yang biasanya tidak simetris (tidak teratur) artinya percabangannya bersimpang siur, menyebar kesana kemari sedemikian rupa sehingga menunjukkan kesan bahwa mereka seperti tumbuh-tumbuhan.

2.4 Sistem Perkembangbiakan, Reproduksi dan Regenerasi Porifera
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh spons yang terpotong atau rusak, akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan melakukan regenersi ada batasnya, misalnya potongan spons leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi spons baru yang kecil.
Porifera berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding) atau pembentukan sekelompok sel esensial, terutama amoebocyte, kemudian dilepaskan. Reproduksi seksual terjadi baik pada spons yang hermaprodit maupun dioecious. Kebanyakan porifera adalah hermaprodit, namun sel telur dan sperma diproduksi npada waktu yang berbeda. Sperma dan sel telur dihasilkan oleh amoebocyte. Sperma keluar dari tubuh induk melalui osculum bersama dengan aliran air, dan masuk ke individu lain melalui ostium juga bersama aliran air. Dalam spongocoel atau flagellated chamber, spermaakan masuk ke choanocyte atau amoebocyte. Sel amoebocyte berfungsi sebagai pembawa sperma menuju sel telur dalam mesohyl. Kemudian amoebocyte beserta sperma melebur dengan sel telur, terjadilah pembuahan (fertilisasi). Perkembangan embrio sampai menjadi larva berflagela masih didalam mesohyl. Larva berflagela disebut larva amphiblastula, keluar dari mesohyl, dan bersama aliran air keluar dari tubuh induk melalui osculum. Larva amfiblastula berenang bebas beberapa saat, kemudian menempel pada substrat dan berkembanga menjadi spons muda, dan akhirnya tumbuh menjadi besar dan dewasa.

2.5

2.6 Nilai ekonomis Porifera bagi kehidupan
Ada 2 macam Porifera yang penting bagi manusia. Cliona yang termasuk ordo Monaxida dapat membuat lubang di dalam kulit kerang atau tiram dengan melarutkan substansinya untuk mencari perlindungan dan tidak untuk mencari makan. Tetapi kulit yang berlubang-lubang akan merugikan kerangnya atau tiramnya. Hal ini dapat menimbulkan kerugian di dalam peternakan tiram. Beberapa Porifera yang hidup melekat pada kulit tiram juga merugikan peternakn tiram oleh karena baik Porifera maupun tiram makan jasad-jasad kecil yang ada didalam air, yang merupakan plankton.
Terutama sebelum ada karet busa, terutama di dunia barat, skeleton Euspongia dipakai untuk mandi atau membersihkan barang-barang. Oleh karena hewan itu berlubang-lubang dan bersifat kenyal ia dapat menyerap air ke dalam lubang-lubangnya. Air ini akan keluar bila ia kemudian diperas. Untuk keperluan ini banyak Euspongia diambil dari laut tengah, dari laut dekat pulau-pulau Bahama, dan dari laut dekat Florida.
Dekat pantai-pantai pulau Bahama, Florida, dan Italia diternakkan Euspongia dengan memotong-motong koloninya. Kemudian tiap potongan diikat pada suatu keping yang dibuat dari semen dan ditenggelamkan ke dalam laut. Di dalam beberapa tahun potongan-potongan itu sudah tumbuh untuk dijual. Setelah skeleton dibersihkan dari benda-benda Protoplasmatis, ia dapat dipakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar